Mentan Dorong Generasi Milenial Jadi Petani dengan Potensi Penghasilan Rp10-20 Juta per Bulan
Pemerintah melalui berbagai program seperti pelatihan dan pendampingan berupaya menarik minat generasi muda untuk berkontribusi dalam sektor pertanian berbasis teknologi modern guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Jakarta, OTORITAS.co.id – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian melalui program petani milenial. Ia memproyeksikan potensi penghasilan dari pertanian modern dapat mencapai Rp10-20 juta per bulan, jauh di atas rata-rata gaji pegawai kantoran.
“Pemerintah telah menyesuaikan dengan minat petani milenial, yaitu bertani tanpa kotor dan menghasilkan keuntungan hingga 2-3 kali lipat,” ungkap Mentan dalam siaran persnya, Jumat (15/11/2024).
Melalui teknologi modern seperti traktor, drone, dan combine harvester, sektor pertanian modern mampu menekan biaya produksi hingga 50%. Saat ini, ribuan milenial telah mendaftar untuk program tersebut, dengan rata-rata peserta berasal dari kampus dan organisasi pemuda.
Namun, sejumlah tantangan struktural di sektor pertanian masih menjadi kendala utama, seperti sulitnya akses pupuk subsidi, mahalnya benih dan obat hama, serta kebijakan impor yang sering merugikan petani lokal.
Didik Purwanto, petani milenial asal Kediri, menilai potensi penghasilan petani sebenarnya bisa lebih besar jika persoalan ini terselesaikan. “Pemerintah harus mengatasi masalah ini terlebih dahulu agar regenerasi petani benar-benar terwujud,” tegasnya.
Pemerintah menargetkan mencetak 2,5 juta petani muda hingga 2024 melalui program seperti Duta Petani Milenial (DPM), Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), dan program magang ke luar negeri.
Meskipun demikian, keberhasilan program ini masih memerlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta menarik minat generasi muda. (**)
