28 Maret 2025

AJB Dorong Normalisasi Sungai Kelian untuk Pemulihan Ekonomi dan Lingkungan

0
IMG-20250223-WA0005

Kutai Barat, otoritas.co.id – Aliansi Jurnalis Bersatu (AJB), di bawah kepemimpinan Ketua Umum Andi Mulyati Pananrangi, SE, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Wartawati Indonesia dan Pimpinan Redaksi Media Nasional Sorot Keadilan, turun langsung ke Sungai Kelian Dalam, Kecamatan Tering, Kutai Barat (Kubar). Kunjungan ini bertujuan untuk melihat dampak lingkungan akibat aktivitas perusahaan yang diduga meninggalkan sisa material di hulu sungai.

Laporan warga menyebutkan bahwa material yang hanyut terbawa arus menyebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai, sehingga meningkatkan risiko banjir saat hujan deras. Merespons kondisi ini, AJB menginisiasi program normalisasi sungai sebagai langkah pemulihan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Kami akan menggandeng berbagai pihak, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta instansi terkait lainnya, untuk mencari solusi terbaik bagi masyarakat,” ujar Andi. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Wakapolda Kaltim, Kapolres Kubar, dan jajaran aparat keamanan yang telah berdiskusi dengan AJB mengenai isu lingkungan dan kesejahteraan kelompok tani di Kelian Dalam.

Darno, perwakilan warga, menekankan bahwa aktivitas mendulang emas di Kelian Dalam adalah tradisi turun-temurun. Namun, munculnya tuduhan ilegalitas dinilai hanya menguntungkan pihak tertentu yang ingin menguasai sumber daya alam di daerah tersebut.

“Dulu, mendulang emas bisa dilakukan secara manual. Sekarang, dengan perubahan kondisi sungai, penggunaan alat berat menjadi lebih efektif, dan warga menyewanya dengan modal sendiri,” jelas Darno.

Ia juga menegaskan bahwa normalisasi sungai tidak semata-mata untuk mencari emas, tetapi bertujuan memulihkan kondisi sungai agar bisa dimanfaatkan kembali secara berkelanjutan melalui pengembangan sektor perikanan, pembuatan tanggul dan kolam ikan guna mendukung ketahanan pangan, serta perbaikan infrastruktur sungai agar kembali bisa dilalui perahu ketinting.

Selain itu, normalisasi sungai berdampak positif dengan memperdalam aliran air, yang justru mempermudah warga dalam mendulang emas secara tradisional. Untuk mengelola program ini secara terstruktur, AJB dan warga membentuk Kelompok Tani Merah Putih, yang saat ini sedang dalam proses legalisasi.

Dari total panjang Sungai Kelian sekitar 20-23 km, saat ini 5 km menjadi fokus utama normalisasi, terutama di titik-titik yang mengalami pendangkalan parah. Setelah dimulai pada November 2024 dan sempat terhenti pada Desember 2024 hingga Januari 2025, program ini telah memberikan hasil nyata, di antaranya pendanaan swadaya untuk pengadaan satu unit mobil ambulans kampung, pembangunan pondasi rumah Lamin Adat sebagai pusat kegiatan budaya, serta pembangunan satu unit rumah untuk posko kesehatan guna meningkatkan layanan medis warga.

Selain itu, roda ekonomi di Kelian Dalam semakin bergeliat, terlihat dari meningkatnya aktivitas perdagangan di mana kebutuhan pokok yang dibawa pedagang kini selalu habis terjual.

Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten, Provinsi, dan Pusat turut memberikan dukungan agar upaya ini dapat berlanjut dan membawa manfaat lebih besar. “Warga Kelian Dalam telah berupaya bangkit sendiri, tetapi tetap membutuhkan perhatian pemerintah agar kampung ini tidak lagi terisolasi,” pungkas Darno.

Program normalisasi Sungai Kelian bukan hanya tentang perbaikan lingkungan, tetapi juga strategi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Dengan sinergi antara AJB dan masyarakat, Kelian Dalam kini bergerak menuju masa depan yang lebih baik.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Hallo,?