Lapas Sukabumi Tebar 3.500 Benih Ikan Lele untuk Dukung Ketahanan Pangan

Sukabumi, OTORITAS.co.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sukabumi, di bawah naungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat, melaksanakan kegiatan penebaran 3.500 benih ikan lele di kolam budidaya pada area brandgang Lapas, Rabu (14/02). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung program ketahanan pangan dan pemberdayaan warga binaan.
Penebaran benih ikan lele ini merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) serta Balai Besar Perikanan Ikan Air Tawar (BBPAT) Kota Sukabumi. Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden pada poin 2, yakni memperkuat ketahanan pangan, serta mendukung Program Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan poin 2 terkait pemberdayaan warga binaan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Lapas Kelas IIB Sukabumi, Budi Hardiono, jajaran pejabat struktural, petugas, serta warga binaan. Hadir pula Kabid Perikanan DKP3 Kota Sukabumi, Surya, beserta jajaran yang turut menyaksikan langsung proses tebar benih.
Dalam sambutannya, Kepala Lapas Sukabumi, Budi Hardiono, menegaskan bahwa program budidaya ikan lele ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian warga binaan. Mereka akan diberikan keterampilan dalam membudidayakan ikan lele sebagai bekal ketika kembali ke masyarakat.
“Dengan memanfaatkan lahan di area brandgang, warga binaan dapat mengelola budidaya ikan lele dengan pendampingan petugas. Program ini juga menjadi bagian dari pembinaan kemandirian yang bertujuan memberikan keterampilan baru, khususnya di bidang perikanan,” jelas Budi.
Budi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan DKP3 dan BBPAT Kota Sukabumi dalam penyediaan 3.500 benih ikan lele.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada DKP3 dan BBPAT Kota Sukabumi atas sinergi yang terjalin. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut dalam mendukung program ketahanan pangan di Lapas Sukabumi,” tutupnya.
Proses budidaya ikan lele ini akan dikelola langsung oleh warga binaan dengan pengawasan dan pendampingan petugas Lapas. Hasil budidaya nantinya tidak hanya untuk mendukung ketahanan pangan di lingkungan Lapas, tetapi juga menjadi sarana praktik nyata bagi warga binaan dalam menguasai keterampilan di bidang perikanan. (Marks)