23 Juni 2025

Trias Ekonomika Desa: Membangun Kemandirian dari Akar

0
IMG-20250617-WA0010

Oleh: Yudhie Haryono, Rektor Universitas Nusantara

OTORITAS.co.id – Apa yang seringkali terlewat dalam tata politik-ekonomi kita? Pembangunan desa. Padahal, inilah esensi fundamental dari ekonomi politik konstitusi kita. Mengingat luasnya wilayah desa dan lautan di Indonesia, sudah seharusnya desain pembangunan politik dan ekonomi kita sangat berorientasi pada desa.

Jika kita ingin memperkuat ekonomi politik bangsa, desa harus menjadi garda terdepan dalam pembangunan negara. Mengapa? Karena sebagian besar pasokan pangan berasal dari desa. Desa memiliki pola makan yang membentuk ‘cara hidup dan berbangsa’ kita. Oleh karena itu, pembangunan desa yang fokus pada gizi untuk mencapai swasembada pangan harus menjadi prioritas utama ekonomi kita.

Sebuah bangsa tidak akan bisa berdiri kokoh jika tidak mandiri dalam pangan. Tanpa desa yang kuat secara politik dan ekonomi, produksi pangan tidak akan optimal. Dengan demikian, membangun Indonesia berarti membangun desa.

Pembangunan desa, dalam konteks ini, dapat dicapai melalui pembentukan tiga lembaga kunci yang akan menggerakkan seluruh kegiatan ekonomi di pedesaan. Ketiganya mewakili ‘trias ekonomi desa’:

1. Koperasi Desa

Lembaga ini vital untuk pengembangan desa, dengan fokus utama pada sektor manufaktur. Secara teknis, koperasi desa akan membeli semua produk yang dihasilkan masyarakat, memastikan penduduk pedesaan mendapatkan keuntungan dari penjualan produk mereka.

2. Unit Usaha Desa (BUMDES)

BUMDES dirancang untuk berfokus pada sektor pasar. Tugas utamanya adalah menjual produk-produk desa dan menciptakan pasar yang sehat. Secara teknis, BUMDES akan membeli hasil panen yang dikumpulkan oleh koperasi desa, sehingga koperasi desa juga mendapatkan keuntungan. Selanjutnya, BUMDES akan memasarkan produk tersebut ke konsumen akhir, turut mendapatkan keuntungan dari proses ini.

3. Bank Desa

Lembaga ini berfokus pada sektor permodalan. Untuk menjaga keberlanjutannya, bank desa perlu memaksimalkan fungsi simpan-pinjam. Selain masyarakat desa, koperasi desa dan BUMDES juga akan memiliki opsi untuk menyimpan dan meminjam di bank desa, sehingga bank desa mendapatkan manfaat dari transaksi tersebut.

Yang menarik adalah kepemilikan ketiga lembaga ini. Ketiganya tidak boleh dikuasai oleh siapa pun selain pemerintah atau warga desa. Secara teknis, ketiga lembaga ini akan menerbitkan saham di mana setiap penduduk desa dewasa memiliki bagian yang sama nilainya. Syarat untuk menerima saham adalah dengan membuka rekening atau tabungan di bank desa. Ini memungkinkan penduduk desa dewasa untuk menerima dividen yang sama dari ketiga lembaga tersebut pada setiap akhir tahun anggaran, yang langsung dibayarkan ke rekening tabungan bank desa.

Melalui cara ini, pemerataan kekayaan dapat terwujud. Jika semua desa di Indonesia menerapkan model ini, mereka akan menjadi kuat dan mandiri secara ekonomi dan politik untuk menegakkan kedaulatan, menciptakan kemakmuran, dan mendukung pemerintahan provinsi yang bersih dan kuat.

Untuk mencapai tujuan ini, pelaksanaan program organisasi, manajemen, keuangan, permodalan, dan pengembangan usaha yang lebih baik dari tahun sebelumnya, serta peninjauan ulang prosedur perbaikan tersebut, harus mendukung pemberdayaan dan pengembangan.

Satu tujuan utama yang harus dicapai jika ekonomi pedesaan ingin diberdayakan adalah kesejahteraan dan kelangsungan hidup komunitas pedesaan di tengah gempuran ekonomi kapitalis dan neoliberal. Ini termasuk pengembangan perusahaan yang efisien, mandiri, dan dapat diandalkan melalui kegiatan manufaktur, perdagangan, jasa, dan transaksi lainnya. Semua ini harus didukung oleh pemegang saham yang benar-benar konsisten, tanpa membedakan suku, agama, atau ras. Masyarakat juga harus mampu menjalankan program pemerintah dengan kemauan dan keinginan tulus untuk mentransformasi kehidupan ekonomi mereka secara berkelimpahan.

Setiap individu tentu memiliki prinsip hidup yang berbeda. Oleh karena itu, jika saya menjadi presiden, kebijakan ini pasti akan saya realisasikan dengan maksimal.

Atas nama ilmuwan Indonesia, saya berjanji untuk menekankan kepada semua penanggung jawab negara agar memenuhi tugasnya. Saya mengingatkan bahwa adalah tugas manusia untuk saling mengingatkan, tanpa perlu khawatir akan posisi tinggi atau rendah. Saya ingin kita tidak hanya bangga dengan nama, tetapi juga memiliki semangat politik yang hidup dan sehat. Sebab, “Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang bisa membawa kesuksesan bagi semua orang.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *