1 Oktober 2025

Skandal Manipulasi Data Insurtech: OJK Didesak Audit Dugaan Premi Fiktif Rp3 Triliun

0
images - 2025-10-01T151731.853

Jakarta, Otoritas.co.id – Integritas ekosistem startup Indonesia kembali diuji. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) didesak segera melakukan audit forensik terhadap sebuah perusahaan asuransi digital (insurtech) besar yang diduga memanipulasi data premi bruto (Gross Written Premium/GWP) hingga Rp3 triliun demi mengamankan pendanaan seri B senilai lebih dari US$50 juta (sekitar Rp800 miliar).

Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menyebut praktik manipulasi ini diduga dilakukan oleh PT Fuse Teknologi Indonesia (Fuse) yang pada 2021 berhasil menarik investasi dari East Ventures Growth, GGV Capital, Saratoga Investama Sedaya, dan Emtek.

Menurut Uchok, modus yang digunakan terbilang meresahkan. “Diduga ada kerja sama dengan broker internal untuk ‘mencuri’ data premi dari perusahaan asuransi lain, lalu dicatatkan sebagai GWP milik sendiri. Ini menciptakan prospek palsu di mata investor,” jelasnya, Senin (15/9/2025).

Padahal Fuse berperan sebagai agregator asuransi, bukan perusahaan penanggung risiko. Dengan demikian, klaim GWP fantastis Rp3 triliun pada 2022—melonjak 2.000% dibanding 2018—dinilai “terlalu ajaib” dan patut dicurigai.

Kasus ini disebut mirip dengan manipulasi data yang sempat mengguncang startup eFishery dan kini ditangani Bareskrim Polri. Karena itu, CBA mendesak OJK tidak hanya mengaudit, tapi juga melaporkan potensi pidana ke kepolisian. Jika terbukti, pelaku bisa dijerat pasal pemalsuan laporan keuangan dan penipuan korporasi.

“Jika dibiarkan, kasus ini bisa menghancurkan kepercayaan investor terhadap ekosistem startup Indonesia,” tegas Uchok.

Di sisi lain, pemberitaan dugaan manipulasi ini telah berujung ke ranah hukum. Media Inanews.co.id yang pertama kali mengungkap informasi dilaporkan bakal digugat oleh pihak Fuse melalui kantor hukum Assegaf Kawilarang & Associates, dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Langkah hukum ini menunjukkan ketegangan antara kebutuhan transparansi publik dan upaya perusahaan menjaga reputasi. Kini, semua mata tertuju pada OJK: seberapa cepat dan tegas lembaga pengawas keuangan ini mampu bertindak untuk memastikan industri tetap sehat, jujur, dan dipercaya oleh investor lokal maupun global. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *