19 Oktober 2025

Menemukan Urat Nadi Ekonomi Pancasila

0
IMG-20251013-WA0029

Resensi Buku “Republik yang Menunggu” Karya Prof. Yudhie Haryono, Ph.D

Peresensi: Ryo Disastro | Pemimpin Redaksi Banrehi

 

Otoritas.co.id – Membaca buku Republik yang Menunggu karya Prof. Yudhie Haryono, Ph.D bukan sekadar perjalanan menelusuri gagasan ekonomi, tetapi juga sebuah ziarah intelektual ke jantung persoalan bangsa. Buku ini mengajak pembaca memasuki ruang besar bernama Indonesia — tempat cita-cita, kegelisahan, dan amarah terhadap ketimpangan sosial berpadu menjadi energi untuk berpikir ulang tentang siapa kita sebenarnya sebagai bangsa.

Buku setebal 339 halaman yang diterbitkan oleh Kalam Nusantara, Jakarta (2009) ini disunting oleh Andi Sukmono Kumba dan diberi ISBN 978-979-18-722-1-8. Ia bukan hanya buku ekonomi, melainkan manifesto moral dan politik yang berakar pada nilai-nilai Pancasila — ideologi yang oleh Yudhie dianggap sebagai satu-satunya jalan agar Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, secara ekonomi maupun moral.

 

Ekonomi Sebagai Moralitas

Dalam pandangan Yudhie, ekonomi tidak bisa dipisahkan dari moralitas. Ia bukan sekadar angka pertumbuhan atau stabilitas makro, tetapi refleksi dari bagaimana bangsa ini memperlakukan rakyatnya.

Pancasila, menurutnya, bukan sekadar simbol politik, melainkan fondasi ekonomi yang paling manusiawi — sistem yang menolak penindasan, menegakkan keadilan, dan berakar dari semangat gotong royong.

Yudhie menegaskan bahwa Ekonomi Pancasila adalah jalan tengah: bukan kapitalisme yang menindas, bukan sosialisme yang represif, tetapi sebuah sistem yang berpihak pada manusia dan kemanusiaan. Dari konsep itu, ia menawarkan arah baru bagi Indonesia — bukan sekadar teori, melainkan peta jalan menuju republik yang menyejahterakan, bukan mengeksploitasi.

 

Gaya Pejuang, Bukan Akademisi Kaku

Yang membuat buku ini istimewa adalah cara Yudhie menulis. Ia bukan sekadar ekonom, tapi juga pejuang. Kalimat-kalimatnya tajam, berapi, dan menggugah kesadaran. Ia mengupas luka bangsa — dari eksploitasi sumber daya, ketimpangan sosial, hingga rapuhnya moral politik — dengan analisis yang tajam namun tetap berjiwa.

Bagi pembaca awam, buku ini memang menantang. Tapi justru di situlah kekuatannya. Ia tidak hanya ingin dibaca, tetapi dipikirkan. Setiap bab memaksa kita bercermin: sejauh mana bangsa ini telah menyimpang dari nilai-nilai yang dulu diperjuangkan oleh para pendiri republik.

 

Kritik atas Oligarki dan Arah Perubahan

Salah satu bagian paling kuat dari Republik yang Menunggu adalah ketika Yudhie menunjukkan bagaimana oligarki ekonomi tumbuh dari rahim politik. Ketimpangan, menurutnya, bukan sekadar akibat kebijakan yang salah, melainkan hasil dari sistem nilai yang sudah lama bengkok.

Namun, ia tidak berhenti pada kritik. Yudhie menawarkan solusi: membangun ekonomi yang berpijak pada ideologi nasional dan etika kemanusiaan. Sebuah pendekatan yang mengembalikan ekonomi kepada ruhnya — untuk mensejahterakan rakyat, bukan memperkaya segelintir elite.

 

Buku untuk Semua yang Masih Percaya pada Bangsa Ini

Menurut peresensi, Ryo Disastro, buku ini seharusnya menjadi bacaan wajib bagi siapa pun yang peduli pada masa depan Indonesia — baik ekonom, aktivis, mahasiswa, politisi, maupun pengusaha. Sebab, di dalamnya tersimpan gagasan besar tentang bagaimana bangsa ini bisa berdiri tegak di tengah arus globalisasi tanpa kehilangan jati diri.

“Buku ini seharusnya menjadi Madilog versi ekonomi bagi generasi baru — panduan bagi mereka yang ingin melawan kebodohan struktural dan menegakkan kembali nilai-nilai Pancasila,” tulis Ryo dalam penutup resensinya.

 

Menjemput Republik yang Menunggu

Republik yang Menunggu bukan sekadar buku; ia adalah panggilan untuk berpikir dan bertindak. Yudhie Haryono menulis bukan untuk dikenang, tapi untuk menggugah. Ia mengingatkan bahwa republik ini masih menunggu — menunggu generasi yang berani berpikir berbeda, menolak ketimpangan, dan berjuang menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Di zaman ketika kebodohan tampil lebih percaya diri daripada kebenaran, membaca Yudhie Haryono adalah tindakan perlawanan kecil yang berarti.

Karena pada akhirnya, republik ini memang masih menunggu — menunggu kita, untuk menjemputnya.

 

Data Buku:

📖 Judul: Republik yang Menunggu

✍️ Penulis: Prof. Yudhie Haryono, Ph.D

🗞️ Editor: Andi Sukmono Kumba

🏢 Penerbit: Kalam Nusantara, Jakarta

📚 Tahun Terbit: 2009

🔢 ISBN: 978-979-18-722-1-8

📏 Ukuran: 14,8 x 21 cm | Jumlah Halaman: 339 + iv

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *