Krisis di Bandung Barat: Pasien Jantung Terkatung-katung Cari Kamar Rawat Inap

Bandung Barat, otoritas.co.id – Sebuah insiden memprihatinkan menyoroti krisis fasilitas kesehatan di Bandung Barat. Seorang pasien penderita jantung harus berjuang keras mencari rumah sakit dengan kamar rawat inap kosong, bahkan setelah mendatangi tiga rumah sakit berbeda. Pasien yang berasal dari Desa Dengkeng, Kabupaten Bandung Barat, ini terpaksa menempuh perjalanan panjang demi mendapatkan perawatan intensif yang mendesak.
Pasien awalnya dibawa ke RSUD Cililin, namun dinyatakan penuh. Pencarian berlanjut ke RS Karisma di Cimareme dengan hasil serupa, kamar rawat inap juga penuh. Tak menyerah, keluarga membawa pasien ke RS Dustira di Cimahi, namun hingga malam hari pun belum ada kamar yang tersedia.
Situasi ini semakin mengkhawatirkan karena pasien tidak menggunakan BPJS dan siap membayar biaya pengobatan secara pribadi. “Sungguh miris, sudah bukan soal pakai BPJS atau bayar sendiri. Ternyata mendapatkan kamar untuk pasien gawat pun sulit,” keluh salah satu keluarga pasien, mempertanyakan kapasitas dan sistem distribusi pasien di rumah sakit wilayah Bandung Barat.
Setelah berjam-jam dalam ketidakpastian dan bolak-balik antar rumah sakit, pada malam hari keluarga akhirnya menerima kabar bahwa RSUD Cililin kembali memiliki kamar kelas 2 yang kosong. Pasien segera dibawa kembali untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Kisah ini menjadi pengingat nyata akan seriusnya masalah ketersediaan kamar rawat inap, terutama bagi pasien dalam kondisi darurat. Kejadian ini mendesak perhatian dari pihak terkait untuk mencegah terulangnya tragedi serupa. Kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara, sehingga pemerintah dan rumah sakit perlu bekerja sama meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan kesehatan di Bandung Barat agar pasien dapat memperoleh perawatan yang tepat waktu dan efektif.
(Hendriyawan)