2 Juli 2025

Kejanggalan Tender Asuransi di Bogor: ACA Menang Dua Kali Berturut-turut, GSBK Desak Kejagung Turun Tangan

0
images (4)

Bogor, otoritas.co.id – Kemenangan beruntun PT Asuransi Central Asia (ACA) dalam dua tender asuransi yang diselenggarakan oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Bogor senilai total Rp2,15 miliar pada tahun 2025 menuai sorotan tajam. Gerakan Santri Biru Kuning (GSBK) menduga adanya indikasi praktik tidak sehat dan meminta Kejaksaan Agung untuk segera melakukan penyelidikan menyeluruh.

Koordinator Nasional GSBK, Febri Yohansyah, mengungkapkan kejanggalan dalam proses lelang asuransi gedung dan kendaraan milik daerah. “Kami mencium adanya indikasi permainan dalam proyek asuransi gedung dan kendaraan milik daerah yang selalu dimenangkan oleh ACA. Ini perlu diselidiki oleh Kejaksaan Agung,” ujarnya kepada media, Kamis (26/6/2025).

Pada tender asuransi kendaraan bermotor, dari lima perusahaan peserta, hanya ACA yang mengajukan penawaran dan langsung dimenangkan dengan nilai kontrak Rp1.155.462.496. Febri menyatakan keheranannya, “Sangat aneh, lima perusahaan ikut lelang tapi cuma satu yang ajukan penawaran harga. Dan selalu saja yang menang itu ACA.”

Kejanggalan serupa juga ditemukan dalam lelang asuransi gedung milik daerah. Dari 12 peserta, hanya ACA dan PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang mengajukan penawaran. ACA kembali memenangkan tender dengan nilai kontrak Rp955.018.670, sementara Bumiputera Muda digugurkan karena tidak memenuhi syarat aset minimum yang ditetapkan sebesar Rp13,5 triliun, sedangkan Bumiputera Muda hanya memiliki aset Rp824,85 miliar.

Febri menduga persyaratan aset minimum tersebut menjadi alat untuk memuluskan kemenangan ACA. “Persyaratan aset minimum seperti ini diduga menjadi alat kunci untuk memenangkan ACA. Ini harus diusut tuntas, apakah ada unsur pengkondisian atau favoritisme di balik kemenangan beruntun tersebut,” tambahnya.

GSBK secara resmi mendesak Kejaksaan Agung untuk mengusut tuntas dugaan penyimpangan ini. “Jangan sampai aset dan uang rakyat dikorbankan demi kepentingan kelompok tertentu,” pungkas Febri. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *