4 Mei 2025

Dugaan Penyalahgunaan Wewenang, Seorang Direktur di Kalbar Dituding Memanfaatkan Karyawan

0
3e57226fcac8ee6848984f31a932df57

Pontianak, otoritas.co.id  – Seorang wanita muda berinisial P (23), warga Desa Semudun, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, mengalami kejadian pahit yang berujung pada batalnya rencana pernikahannya. Ia diduga kerap diajak menginap di hotel oleh atasannya, seorang direktur perusahaan di Kalimantan Barat berinisial CM.

P, yang masih berstatus mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Pontianak, bekerja paruh waktu di CV. GRP 12, sebuah perusahaan yang tengah mengerjakan proyek instalasi listrik di wilayah Sungai Kunyit, Mempawah. Berkat koneksi orang tuanya yang memiliki pengaruh, ia dengan mudah diterima bekerja di perusahaan tersebut. Namun, di luar pekerjaannya sebagai karyawan, P mengaku mendapat tekanan untuk memenuhi permintaan pribadi dari atasannya.

Kasus ini terungkap setelah P dengan penuh emosi menceritakan kejadian yang dialaminya kepada kekasihnya, S (nama samaran), yang tinggal di Ternate, Maluku Utara. Keduanya menjalin hubungan jarak jauh (LDR) dan telah berencana menikah setelah P menyelesaikan kuliahnya. Namun, rencana itu kandas setelah S mengetahui bahwa kekasihnya kerap diajak menginap di hotel oleh atasannya.

Dalam pengakuannya, P mengaku telah enam kali menemani atasannya ke berbagai hotel di Pontianak, seperti Hotel Orchard, Borneo, Aroma Inn, Haris, dan beberapa lainnya. S, yang merasa dikhianati, akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana pernikahan mereka.

“Saya sudah banyak berkorban, baik secara moril maupun materil. Saya yang membiayai kuliahnya, tempat tinggalnya, bahkan memberi uang saku tiap bulan. Tapi bagaimana pun, saya bersyukur mengetahui semua ini sebelum menikah. Tidak ada pria yang rela calon istrinya diperlakukan seperti ini,” ujar S kepada media.

S juga berharap kejadian serupa tidak menimpa perempuan lain di lingkungan kerja. Ia menegaskan bahwa tidak seharusnya ada penyalahgunaan wewenang oleh atasan terhadap bawahan.

“Sekarang terserah dia, mau melaporkan ke polisi atau Komnas Perlindungan Perempuan, silakan. Saya sudah tidak peduli,” tutupnya dengan nada kecewa.

Hingga berita ini ditayangkan, tim media masih berupaya menghubungi CM untuk mendapatkan klarifikasi terkait tuduhan tersebut. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Hallo,?