Dorong Pertanian Organik Berkelanjutan, APIKI–MIO Indonesia Dampingi Petani di Kebumen, Cilacap, dan Banyumas

Banyumas, Otoritas.co.id – Ketua Umum Aliansi Perdagangan dan Industri Kreatif Indonesia (APIKI), Anto Suroto, S.E., M.M., bersama Ketua Umum Media Independen Online (MIO) Indonesia, AYS Prayogie, melakukan rangkaian kunjungan lapangan ke sejumlah wilayah pertanian di Kabupaten Kebumen, Cilacap, dan Banyumas. Kegiatan ini merupakan bagian dari program penyuluhan serta pendampingan petani melalui penerapan pertanian berbasis pupuk organik dan hayati.
Kunjungan tersebut melibatkan petani dari Desa Jatijajar, Kabupaten Kebumen, Paguyuban Tani Unggulan Banyumas, serta Kelompok Tani Unggulan Sikanco, Kabupaten Cilacap. Turut hadir dalam kegiatan ini tim dari PT Alamo Greenfile Internasional bersama Founder pupuk hayati Nusa Agro, di antaranya Ii Lestari, Hari, dan Aripin, yang memberikan edukasi teknis secara langsung di lapangan.
Dalam dialog terbuka bersama para petani, Anto Suroto membahas berbagai persoalan mendasar sektor pertanian, mulai dari tata kelola lahan, perawatan tanaman, pemilihan varietas unggulan, hingga manajemen panen dan pascapanen. Ia menegaskan bahwa transformasi menuju pertanian organik dan hayati merupakan langkah strategis untuk menjaga produktivitas lahan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
“Pertanian berkelanjutan harus dibangun dari tanah yang sehat, manajemen yang tepat, serta pemanfaatan sumber daya lokal secara maksimal. Pupuk organik dan hayati menjadi solusi untuk menekan biaya produksi tanpa mengorbankan hasil panen,” ujar Anto Suroto.
Sebagai upaya penguatan ekonomi petani, APIKI juga mendorong penerapan skema income subsidi silang melalui pengembangan komoditas bernilai tambah, seperti daun kelor dan bunga telang, yang dapat diolah menjadi produk minuman kesehatan. Selain itu, berbagai limbah pertanian seperti jerami padi, limbah kayu, janggel jagung, ampas tebu, serta limbah bawang diarahkan untuk diolah dan dipres guna menekan biaya distribusi.
Pemanfaatan limbah non-organik, seperti ban bekas dan plastik, juga diperkenalkan sebagai peluang usaha alternatif yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.
APIKI turut mencanangkan pembangunan lahan percontohan (demonstration plot) serta greenhouse di sejumlah titik strategis sebagai sarana peningkatan kualitas dan stabilitas produksi kelompok tani binaan. Edukasi pengendalian hama berbasis hayati yang ramah lingkungan juga diberikan langsung saat kunjungan ke lahan pertanian.
Sementara itu, Ketua Umum MIO Indonesia, AYS Prayogie, menyampaikan apresiasi kepada para petani yang dinilainya sebagai pilar utama ketahanan pangan nasional. Ia menegaskan komitmen MIO Indonesia untuk terus mendukung sektor pertanian melalui peran media yang informatif, edukatif, dan bertanggung jawab.
Kolaborasi antara APIKI, MIO Indonesia, pelaku industri pupuk hayati, dan kelompok tani ini diharapkan mampu membangun ekosistem pertanian yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan. Program ketahanan pangan nasional dinilai akan lebih optimal apabila pemerintah pusat dan daerah membuka akses lahan tidak produktif—termasuk lahan tidur dan tanah bengkok—tanpa skema sewa, serta memperkuat kemitraan strategis dengan petani agar mereka dapat bergerak lebih cepat, profesional, dan berdaulat.
