Delapan Napiter di Lapas Gunung Sindur Ikrar Setia NKRI

Bogor, otoritas.co.id – Delapan narapidana teroris (napiter) yang tengah menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Senin (20/10).
Upacara ikrar berlangsung khidmat. Para napiter mengucapkan ikrar setia kepada NKRI secara bersama-sama, menghormat dan mencium bendera Merah Putih, menandatangani surat pernyataan, serta melafalkan sila-sila Pancasila dan yel-yel “NKRI Harga Mati.”
Kegiatan tersebut disaksikan langsung oleh Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Ditjen Pemasyarakatan (Dirbinapi dan Anbin) Kementerian Hukum dan HAM, Yulius Sahruzah, bersama Kabid Pelayanan dan Pembinaan Kanwil Ditjen PAS Jawa Barat Ishadi Maja Prayitno, perwakilan BNPT, Densus 88 Antiteror Polri, Kodim dan Polres Bogor, Camat, Koramil, Polsek, serta tokoh agama dan masyarakat setempat.
Yulius Sahruzah dalam sambutannya mengapresiasi keberhasilan jajaran Lapas Khusus Gunung Sindur dalam membina delapan napiter hingga bersedia menyatakan kesetiaan kepada NKRI.
“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Lapas Gunung Sindur yang telah berhasil mengikrarkan delapan warga binaan. Ini merupakan wujud nyata keberhasilan bersama dalam pembinaan napiter,” ujar Yulius.
Menurut Yulius, ikrar setia NKRI merupakan tanda kesiapan para napiter untuk mencintai tanah air dan menjaga Pancasila sebagai dasar negara, ideologi nasional, serta pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ia berharap, setelah menyatakan ikrar, para napiter mampu menjadi warga negara yang memiliki kesadaran penuh terhadap hak dan kewajiban, berperilaku sebagai insan beriman, bertaqwa, dan mampu menempatkan diri secara proporsional di tengah masyarakat.
“Mereka diharapkan dapat menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik, serta berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat secara adil, makmur, dan sejahtera,” tambahnya.
Lebih lanjut, Yulius juga menegaskan pentingnya dukungan seluruh pihak dalam program pembinaan napiter. Ia menyampaikan apresiasi kepada BNPT, Densus 88, Kemenag, BIN, pemerintah daerah, dan berbagai organisasi masyarakat yang telah bersinergi dengan Ditjen Pemasyarakatan.
“Sinergitas yang kuat antara Ditjenpas dan stakeholder perlu terus dipelihara untuk menghadapi tantangan dalam menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Kalapas Khusus Gunung Sindur Wahyu Indarto menjelaskan, pelaksanaan ikrar setia NKRI ini menjadi indikator positif menurunnya tingkat risiko warga binaan tindak pidana terorisme.
“Kegiatan ini sekaligus memperkuat komitmen seluruh jajaran Pemasyarakatan, khususnya di Lapas Gunung Sindur, dalam menangani warga binaan kasus terorisme,” ujarnya.
Wahyu berharap keberhasilan tersebut dapat menjadi inspirasi bagi Lapas dan Rutan lain dalam melaksanakan pembinaan kepada narapidana tindak pidana terorisme.
“Semoga apa yang dilakukan di Lapas Gunung Sindur ini menjadi contoh positif bagi lembaga pemasyarakatan lain di seluruh Indonesia,” pungkasnya. (Marks)