CBA Soroti Pengelolaan Sarana Jaya: “Seperti Orang Mabuk”, Rugi Ratusan Miliar dalam Empat Tahun

Jakarta, otoritas.co.id — Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menyoroti pengelolaan keuangan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pembangunan Sarana Jaya milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dinilainya tidak profesional dan tidak konsisten. Ia bahkan mengibaratkan pengelolaan keuangan perusahaan tersebut “seperti orang mabuk”.
“Pengelolaan keuangan perusahaan seperti orang mabuk, kadang oleng ke kiri, kadang oleng ke kanan. Dampaknya sangat merugikan Sarana Jaya sendiri,” ujar Uchok Sky dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Menurut data yang dipaparkannya, pada tahun 2021 Sarana Jaya mencatat kerugian besar mencapai Rp216,89 miliar. Setahun kemudian, 2022, perusahaan sempat membukukan laba sebesar Rp78,6 miliar. Namun, pada 2023 kembali merugi Rp98,86 miliar sebelum akhirnya mencatat laba tipis Rp27,32 miliar pada 2024.
“Selama empat tahun terakhir, Sarana Jaya lebih banyak oleng ke kiri. Total kerugiannya mencapai sekitar Rp315,7 miliar, sementara total keuntungannya hanya sekitar Rp106,2 miliar,” tegas Uchok.
Melihat kondisi keuangan yang fluktuatif dan tidak stabil tersebut, Uchok mendesak Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen Sarana Jaya. Ia juga mendorong adanya pergantian pimpinan agar perusahaan dapat kembali dikelola secara profesional.
“Sebelum Pembangunan Sarana Jaya benar-benar bangkrut, lebih baik Gubernur segera mengganti direktur utama dengan sosok yang lebih kompeten,” ujarnya.
Ketika ditanya siapa yang dimaksud “mabuk” dalam pengelolaan perusahaan, Uchok menjawab singkat, “Silakan tanya Andira Reoputra, karena publik ingin tahu kejujuran,” ujarnya. (**)
