CBA: Jokowi dan Prabowo Harus Bertanggung Jawab Moral atas Kasus Immanuel Ebenezer

Jakarta, otoritas.co.id – Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menilai kasus penangkapan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel tidak bisa dilepaskan dari peran dua tokoh besar, yakni mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Uchok, kedekatan Noel dengan Jokowi maupun Prabowo justru menjadi jalan baginya menempati jabatan politik sekaligus terseret skandal.
“Tertangkapnya Noel karena Jokowi dan Prabowo tidak memberitahu Noel, mana pintu rezeki, dan mana pintu penjara. Artinya, Jokowi dan Prabowo harus sama-sama bertanggung jawab secara moral kepada publik,” tegas Uchok di Jakarta, Jumat (22/8).
Uchok menuturkan, pada era pemerintahan Jokowi, Noel dikenal kerap melaporkan para aktivis yang berseberangan dengan pemerintah. “Banyak aktivis yang dilaporkan Noel ke polisi, dan Jokowi membiarkan saja. Bahkan terlihat seperti sangat menikmati kondisi itu,” ujarnya.
Sementara pada era Prabowo, hubungan kedekatan tersebut berlanjut dengan pengangkatan Noel sebagai Wamenaker. Menurut Uchok, keputusan itu justru membuat Noel semakin dimanjakan.
“Prabowo terlihat sangat menyayang dan memanjakan Noel. Padahal ada sejumlah kasus yang mencoreng, seperti dugaan keterlibatan dalam kasus Sritex dan masalah penahanan ijazah pekerja oleh perusahaan. Tapi Prabowo justru bingung, kadang menikmati, kadang tidak suka, tapi tidak bisa berbuat apa-apa, lalu membiarkan saja,” ungkapnya.
Selain itu, Uchok juga menyoroti lemahnya sistem komunikasi di lingkar kekuasaan, terutama terkait dugaan pemerasan perusahaan sertifikat P3 oleh Noel.
“Masa Noel peras perusahaan sertifikat P3, Presiden Prabowo tidak mendengar? Apakah tidak ada staf atau intel yang melaporkan ke Presiden? Ini menunjukkan betapa lemahnya sistem komunikasi presiden kita,” tegas Uchok.
Lebih jauh, CBA menilai kasus Noel bukan semata soal perilaku individu, melainkan potret kegagalan elite politik dalam memberi batasan moral kepada orang-orang terdekatnya.
“Karena mereka, Noel jadi dekat dengan kekuasaan. Karena mereka juga, Noel bisa menjadi pejabat. Maka, mereka harus ikut bertanggung jawab secara moral kepada rakyat,” pungkas Uchok. (**)