21 Juni 2025

Koperasi Merah Putih: Menguatkan Pondasi Ekonomi Nasional Berlandaskan Pancasila

0
IMG-20250617-WA0013

Oleh: Yudhie Haryono, CEO Nusantara Centre

 

OTORITAS.co.id – Untuk memenangkan perang ekonomi dan pertempuran dagang di era modern, kunci utamanya adalah dengan menyehatkan agensi dan lembaga-lembaga ekonomi Pancasila agar menjadi kuat dan adaptif. Lembaga-lembaga ini, seperti koperasi, harus dibangun di atas fondasi yang tidak lagi bergantung pada utang masa lalu untuk melunasi utang masa depan. Penyehatan agensi dapat dilakukan melalui penajaman kurikulum dan inovasi berkelanjutan, sementara penyehatan kelembagaan mutlak memerlukan reorientasi fundamental pada Koperasi dan BUMN. Kedua institusi ini didirikan dengan tujuan mulia: memenangkan pertarungan ekonomi dan perdagangan demi mencapai kesejahteraan hidup bangsa.

Secara ontologis, koperasi adalah entitas yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya sendiri, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kekayaan, kesejahteraan, dan martabat anggota beserta masyarakat sekitarnya. Untuk mencapai tujuan ini, koperasi idealnya memiliki lima prinsip utama: keanggotaan sukarela dan terbuka, pengelolaan demokratis, pembagian keuntungan yang adil, pengembangan ekonomi dari skala kecil hingga besar, serta menjadi soko guru perekonomian nasional.

Namun, selama ini, koperasi dihadapkan pada berbagai tantangan yang menghambat perkembangannya. Beberapa persoalan krusial meliputi keterbatasan modal kapital yang membatasi kemampuan mereka untuk berkembang, pengelolaan yang tidak profesional sehingga sulit bersaing dengan entitas bisnis lain, konflik kepentingan yang mengganggu fokus pada program dan menciptakan ketidakharmonisan, keterbatasan akses ke pasar yang menghambat pertumbuhan dan penguatan jaringan, serta ketergantungan pada anggota yang seringkali menyebabkan stagnasi.

Di sinilah peran negara menjadi krusial. Ekonom strukturalis harus menghadirkan inovasi dan solusi jenius. Langkah Presiden Prabowo dalam meluncurkan program Koperasi Merah Putih dan menginstruksikan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk terlibat dalam permodalan dan advokasi, adalah langkah yang tepat, ideologis, dan konstitusional.

Selanjutnya, kita perlu menginternalisasi pemikiran baru dalam pengembangan koperasi. Pertama, yakini bahwa koperasi merupakan historical bloc (aliansi strategis antara berbagai kelas sosial dan kelompok plural) yang bersatu secara ekopolitik dan budaya di bawah hegemoni tertentu untuk memenangkan perang ekonomi. Kedua, jadikan koperasi sebagai kelembagaan ekonomi strukturalis yang melancarkan narasi baru yang mampu mengatasi segala bentuk kejahatan ekonomi, karena kemenangan besar hanya dapat diraih dengan menghancurkan kemampuan musuh untuk melawan. Ketiga, koperasi harus menjadi kekuatan yang sangat besar, dengan Kementerian Koperasi berperan sebagai avant-garde, menjadi program utama, unggulan, dan substansial, sebab efektivitas optimal dalam “perang” memerlukan pemusatan kekuatan pada titik tertentu.

Keempat, koperasi harus memiliki sistem big data canggih agar mampu beradaptasi dengan zaman dan menembus titik lemah kompetitor, sehingga dapat segera mengetahui peta, jangkauan, kelemahan, dan pergerakan lawan. Kelima, koperasi harus ideologis (mengapa nama “Merah Putih” menjadi penting) dan siap menghadapi pertempuran dagang dan perang ekonomi setiap hari, sebab dengan agensi dan intelijen yang terlatih, koperasi niscaya akan bertahan dan meraih kemenangan paripurna. Keenam, koperasi harus mandiri, modern, bermartabat, dan menyemesta, dengan alat-alat IT dan strategi yang terus diperbarui. Koperasi harus memastikan kemandirian sebagai tiang hidup, kemodernan sebagai jati diri, kemartabatan sebagai nilai tertinggi dan etika bersama, serta kesemestaan (theo-antro-eco centris) sebagai cita-cita besar dan filosofinya.

Singkatnya, perekonomian kita, khususnya sektor perkoperasian, harus disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuannya adalah mengutamakan kemakmuran bersama seluruh rakyat Indonesia, bukan kemakmuran individu, keluarga, ras, atau suku tertentu. Dengan demikian, koperasi memiliki kedudukan konstitusional dan kultural sebagai inti dari sistem ekonomi yang harus kita realisasikan bersama agar sukses sepanjang masa. Ingatlah, kesuksesan adalah hasil dari kesungguhan yang tak pernah menyerah, dan setiap kegagalan adalah batu loncatan menuju kemenangan. Kemenangan adalah anugerah bagi mereka yang tidak pernah menyerah, selama Koperasi dan kementerian/lembaganya tidak dikelola atau dikuasai oleh para koruptor, pengkhianat, dan penjudi. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *