27 Desember 2024

Vaksinasi Mpox di Indonesia Difokuskan untuk Kelompok Berisiko Tinggi Sesuai Rekomendasi WHO

0

Jakarta, otoritas.co.id – Pemberian vaksin Mpox di Indonesia hanya ditujukan kepada kelompok berisiko tinggi, sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai vaksin cacar dan Mpox. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Prima Yosephine, M.K.M., pada Rabu (28/8) di Jakarta.

Kelompok berisiko tinggi yang menjadi sasaran utama vaksinasi Mpox antara lain adalah LSL (Lelaki yang berhubungan Seks dengan Lelaki) atau individu dengan pasangan seks ganda, serta mereka yang telah kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir. Selain itu, petugas laboratorium yang menangani spesimen virologi di daerah yang terdapat kasus Mpox dan petugas kesehatan yang merawat pasien Mpox juga termasuk dalam kelompok ini.

“Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox,” ujar Prima.

Namun, Prima menegaskan bahwa kelompok anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia. Vaksinasi untuk petugas kesehatan yang menangani kasus Mpox bertujuan untuk melindungi mereka dari risiko tertular virus.

Pemberian vaksin dan vaksinasi Mpox di Indonesia bersifat pencegahan, yakni untuk mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Salah satu kriteria penerima vaksin Mpox adalah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox, yang disebut sebagai vaksinasi post-exposure.

“Namun, orang yang pernah kontak ini belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan. Sedangkan, bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai,” jelas Prima.

Berdasarkan “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Monkeypox)” yang diterbitkan Kemenkes RI pada 2023, pemberian vaksinasi Mpox dalam situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) bersifat komplemen terhadap pencegahan dan pengendalian utama seperti surveilans, pelacakan kontak, isolasi, dan perawatan pasien. Saat ini, pemberian vaksinasi Mpox secara massal tidak direkomendasikan.

Prima juga menyebutkan bahwa jenis vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN), vaksin turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating. Vaksin ini telah mendapat rekomendasi WHO untuk digunakan saat wabah Mpox. Vaksin Mpox memberikan perlindungan tertentu terhadap infeksi dan penyakit berat, namun kewaspadaan tetap diperlukan karena pembentukan kekebalan memerlukan waktu beberapa minggu.

Untuk mengatasi wabah Mpox, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terus berupaya menyediakan vaksin MVA-BN, meskipun ketersediaannya masih terbatas. Oleh karena itu, prioritas pemberian vaksin diberikan kepada daerah-daerah yang telah melaporkan adanya kasus Mpox.

“Vaksin Mpox saat ini terbatas dan digunakan pada sasaran prioritas di daerah yang dilaporkan adanya kasus. Lalu, khusus di Bali, karena akan dilaksanakan pertemuan internasional (Indonesia Africa Forum pada 1-3 September 2024) di mana ada beberapa peserta dari daerah terjangkit sehingga diperlukan adanya upaya mitigasi risiko untuk mencegah penularan Mpox,” jelas Prima Yosephine.

Berdasarkan laporan “Perkembangan Situasi Penyakit Infeksi Emerging Minggu Epidemiologi ke-33 Tahun 2024 periode 11-17 Agustus 2024,” jumlah kasus konfirmasi Mpox di Indonesia sepanjang 2022-2024 tercatat sebanyak 88 kasus yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Prima juga mengingatkan masyarakat mengenai cara penularan Mpox dan pentingnya menghindari kontak fisik dengan penderita untuk mencegah penularan. Vaksinasi, lanjutnya, dapat membantu mencegah infeksi dan diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko tinggi. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Hallo,?